Falling in Love in The 20's

Beberapa hari lalu gue sempat memikirkan tentang jatuh cinta di umur kepala 2 ini dan ternyata ga semudah saat masih remaja. Semakin dewasa kriteria untuk pasangan hidup idaman jadi lebih sedikit, justru didominasi oleh pertanyaan yang harus dijawab diri sendiri.

Diumur 20-an ini pertimbangan semakin banyak untuk pasangan hidup. Apakah dia cukup baik? Ini pertanyaan yang cukup mudah untuk ditemukan jawabannya. Apakah kita bisa saling melengkapi kekurangan? Well ini mulai butuh waktu ekstra untuk mencari jawaban. Apakah perasaan kita akan tetap sama setelah berpuluh2 tahun bersama? Ini yang agak ditakutkan sih, bosan itu pasti tapi apakah kita bisa kembali jatuh cinta lagi dengan orang yang sama?

Pacaran diumur 20-an bukan hanya sekedar hahahihi, main bareng, makan bareng, nonton bareng, dan hal-hal yang seru lainnya yang bisa dilakuin bareng-bareng. Betapa serunya memang kalau punya pasangan hidup yang punya kesamaan, mulai dari jenis musik, jenis film dan hoby yang sama. Tapi lebih dari itu apakah kita punya tujuan yang sama untuk hubungan ini? Apakah kita punya visi yang sama untuk kehidupan selanjutnya?

Dengan pertanyaan-pertanyaan menakutkan kayak gitu jadi buat semua orang sangat berhati-hati dalam menentukan pasangan hidup. Bahkan saking berhati-hatinya mereka jadi malas untuk mencari karena takut kecewa dengan pilihan mereka. Those people are in denial. Well maybe i am too. Itulah kenapa kita harus selektif dalam memilih. Pacaran bukan sesuatu yang berlaku untuk jangka pendek, tapi pacaran adalah batu loncatan untuk ke hal yang lebih serius yaitu pernikahan. Bukankah kita ingin menikah dengan orang yang tepat? Masalah pasti ada, berantem pasti ada tapi balik lagi ke diri sendiri apakah kita mau berkomitmen untuk setia dengan pasangan dan akan kembali jatuh cinta lagi dan lagi pada orang yang sama. Sekian dulu deh blog sok tau ini hehe. 

Comments

Popular posts from this blog

Let's Talk About Movies!

Yaudahlah

My Average Dreams