folklore
Gue
sekarang sedang berada di tengah hutan, entah apa yang gue cari di dalam hutan
ini. Mungkin gue mencari ketenangan tapi gue pun merindukan keramaian. Disatu
titik gue bisa melihat cahaya terang bersinar bak memberi gue harapan bahwa gue
bisa segera keluar dari hutan ini, tapi dalam sekejap mata cahaya itu tiba-tiba
hilang. Yang bisa gue rasakan adalah takut, khawatir dan kebingungan. Dalam
kegelapan hutan yang kejam ini, banyak suara terdengar di telinga gue. Mereka
berbisik bahwa itu semua hanya khayalan gue saja, tidak pernah ada cahaya yang
datang menghampiri dan menemani gue. Suara-suara itu memaksa gue untuk tersadar
bahwa gue tidak bisa keluar dan gue akan terjebak di dalam hutan ini untuk
waktu yang lama. Tetapi gue memutuskan untuk tidak mendengar suara-suara itu
dan mulai mempercayai mata gue sendiri. Walaupun hanya bisa melihat cahaya itu
selama 5 detik, cahaya itu udah membawa kebahagiaan dan harapan untuk gue; harapan
untuk gue memiliki jalan yang lebih baik, cahaya itu membuat gue merasa kembali
hidup, membuat gue merasa layak untuk ditemukan dan ditemani dalam kegelapan. 5
detik cahaya yang sangat berharga membuat gue merasa hidup selama 500
tahun dalam kehangatannya. Sayang sekali gue tidak bisa menggengam cahaya itu,
gue hanya merasakannya melalui kulit terluar gue. Samar samar diingatan bahwa
gue pernah bertemu dengan cahaya yang mirip dengan itu sebelumnya ditengah
keramaian kota, tetapi betapa bodohnya gue dulu membiarkan cahaya itu
dihancurkan oleh cahaya lampu buatan manusia. Dan sekarang gue tersadar
seberapa gue merindukan cahaya seperti itu. Gue terdiam dalam gelap, merenung
dan tersadar bahwa cahaya itu adalah yang gue sebenarnya butuhkan. Gue
mendengar kabar dari burung bahwa cahaya itu ga bisa dilihat sembarangan mata,
meskipun begitu gue sangat bersyukur untuk 5 detik yang sempat gue nikmati.
Comments
Post a Comment